Agenda ekonomi dan teknologi juga menjadi perhatian utama. Indonesia menekankan pentingnya perlindungan sosial yang bersifat universal dan adaptif serta pengembangan kecerdasan buatan AI yang tetap berorientasi pada kepentingan manusia.
Indonesia menyatakan bahwa inovasi teknologi harus didukung tata kelola data yang kuat serta mengutamakan perlindungan privasi dan keamanan. Hal ini ini kembali ditegaskan kepada Korea Selatan sebagai mitra strategis di kawasan. Selain itu, Indonesia juga menyerukan peningkatan transparansi utang dari semua pihak termasuk kreditor swasta, dan menyambut baik kolaborasi antara G20 dan Global Sovereign Debt Roundtable (GSDR).
Menutup pertemuan, Indonesia menegaskan kesiapan untuk bekerja bersama dalam Presidensi G20 Amerika Serikat 2026.
Fokus AS pada deregulasi, energi, dan transformasi digital dipandang selaras dengan kepentingan Indonesia, selama diarahkan pada tindakan yang jelas dan hasil yang dapat dirasakan publik.
"G20 perlu kembali menjadi penopang stabilitas global dengan keputusan yang berani, terukur, dan benar-benar mendorong pembangunan yang inklusif,” tutur Edi.
(NIA DEVIYANA)