RNI pun memastikan gula yang sudah diproduksi segera didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sebelumnya akan dicek kelayakannya melalui tahap quality control serta dilakukan pengemasan yang terstandarisasi atau sesuai dengan SNI.
“Hal tersebut untuk memastikan masyarakat mendapatkan gula yang baik dengan harga terjangkau,” kata dia.
Kelima pabrik gula RNI Group yang akan melaksanakan giling pada pertengahan tahun ini adalah PG Redjo Agung Baru di Madiun, PG Krebet Baru Malang. Selain itu ada PG Candi Baru di Sidoarjo yang akan memulai giling pada 25 Mei dengan target produksi 31.000 ton gula. Sedangkan, di Jawa Barat, ada dua pabrik gula yang dikelola PT PG Rajawali II yang juga akan melaksanakan giling, yaitu PG Tersana Baru Cirebon pada 25 Mei dan PG Jatitujuh Majalengka pada 4 Juni, dengan total target produksi 58.000 ton.
Untuk itu berbagai persiapan telah dilakukan sebelumnya, dari mulai lini on farm melalui persiapan lahan dan budidaya tebu dengan proyeksi areal lahan tebu pada produksi 2021 sebesar 46.000 hektar. Persiapan off farm melalui perbaikan dan perawatan mesin serta instalasi fabrikasi, serta memperkuat kemitraan dengan petani tebu rakyat sebagai mitra strategis perusahaan.
Arief menegaskan, dalam aktivitas gilingnya RNI memprioritaskan pemberdayaan dan penyerapan gula milik petani tebu rakyat. Keberadaan petani tebu rakyat sangat penting bagi keberlangsungan pabrik gula bahkan industri gula nasional.