Menurut Rosan, kehadiran pabrik LCI tidak hanya memperkuat basis industri petrokimia dalam negeri, tetapi juga menandai kepercayaan investor global terhadap arah kebijakan hilirisasi yang ditempuh pemerintah.
Ia menyebut proyek ini menjadi pemicu tumbuhnya minat investasi baru di sektor hilirisasi dan industri pengolahan di tanah air.
Pabrik yang dibangun oleh LCI memiliki kapasitas produksi ethylene sebesar 1.000 kilo ton per tahun (kTA), menjadikannya pabrik ethylene terbesar di Indonesia dan pabrik naphtha cracker pertama yang berdiri di tanah air selama 30 tahun terakhir.
Investasi senilai USD 3,9 miliar atau sekitar Rp62 triliun tersebut menjadi salah satu proyek Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia dan proyek petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
CEO sekaligus Chairman Lotte Corporation Shin Dong-bin mengatakan pihaknya akan terus memperluas investasi ke produk petrokimia bernilai tambah tinggi untuk memperkuat kapasitas industri nasional.