IDXChannel - Rupiah Diprediksi melemah dengan masih tingginya yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun. Yield saat ini berada di kisaran 1,67%.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan selain itu laporan WHO mengenai kenaikan eksponensial kasus baru covid-19 juga bisa menekan rupiah karena hal tersebut memicu keengganan pelaku pasar masuk ke aset berisiko.
"Dari dalam negri, periode dividen yang mulai berlangsung di pekan ini biasanya juga memberikan tekanan untuk rupiah karena kebutuhan dollar untuk repatriasi dividen ke luar negri," kata Ariston di Jakarta, Selasa (13/4/2021).
Dia menambahkan Potensi pelemahan ke area 14650, dengan potensi support di kisaran 14550.
"Rupiah bisa saja melemah," tandasnya
Sementara investor sedang menunggu data harga konsumen AS untuk Maret yang akan dirilis pada Selasa (13/4/2021) waktu setempat. Investor bertaruh bahwa tekanan harga akan meningkat karena melonjaknya stimulus fiskal dan moneter dan saat bisnis dibuka kembali dari penutupan terkait COVID-19. (TIA)