Tindak kejahatan yang saat ini dilakukan Federasi Rusia sudah berlangsung sejak lama. Suku Tatar Krimea dibantai pada saat aneksasi Semenanjung Krimea pertama kali tahun 1783. Setelah itu, elit Tatar Krimea dibantai secara sistematis pada awal abad ke-20.
Kami masih ingat deportasi suku Tatar Krimea yang terjadi pada tahun 1944, kemudian pendudukan Semenanjung Krimea pada 2014 – ketika Rusia sekali lagi mencoba untuk melenyapkan suku Tatar Krimea dengan cara deportasi hibrida.
Kali ini, Rusia tidak secara langsung membawa mereka keluar dari Krimea menggunakan mobil barang, melainkan menciptakan situasi yang akhirnya memaksa orang Tatar Krimea untuk meninggalkan tanah air bersejarah mereka.
Pada tahun 2014, rezim Moskow memulai perang melawan Ukraina dengan merebut Krimea. Jelas, perang ini harus berakhir dengan pembebasan Krimea serta penjatuhan hukuman terhadap para penggagas “operasi militer khusus”, yang namanya tercatat dalam protokol dewan keamanan Federasi Rusia tanggal 21 Februari.
“Hari ini, kami merayakan Hari Kemerdekaan kami dengan memegang senjata demi mempertahankan kemerdekaan negara kami. Seperti yang dikatakan oleh Sutan Syahrir: “Apapun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani”,” tegasnya.