Parahnya kemacetan ini membuat para pengelola wisata di kawasan Puncak mengalami penurunan kunjungan drastis.
Melihat kejadian itu, Sandiaga turut prihatin dan diharapkan tools untuk mengatasi kemacetan ini bisa membantu dan efektif.
“Karena yang dirugikan bukan cuma yang mau wisata, para pengelola destinasi wisata juga dirugikan. Ada yang sampaikan ke saya biasanya bisa mendapat 6.000-8.000 kunjungan, karena kemacetan horor itu jadi hanya mencapai 800 kunjungan,” tuturnya.
Kemenparekraf, sambungnya, segera menyiapkan tools atau alat guna mengukur carrying capacity yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan parah ini. Penyiapan tools ini juga bekerja sama dengan salah satu kampus di Tanah Air untuk mengukur alat carrying capacity ini.
“Kalau carrying capacity-nya tidak memungkinakan, kita harus bangun destination management-nya. Jadi carrying capacity-nya benar-benar harus dihitung,” kata Sandiaga.