“Di Desa Wisata Rejowinangun contohnya desa wisata ini memiliki konsep agrowisata sehingga bisa dilihat berbagai jenis sayuran tidak hanya dikonsumsi sendiri atau dijual, melainkan menjadi hiasan pekarangan rumah di desa ini,” jelas Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Industri dan Investasi.
Direktur Akses Pembiayaan, Anggara Hayun Anujuprana menambahkan harapan dari Kemenparekraf melalui program peningkatan literasi keuangan bagi usaha pariwisata dan ekonomi kreatif ini agar pelaku usaha dapat merencanakan dan mencatat keuangan usaha dengan lebih baik sehingga usahanya siap untuk dipertemukan dan mendapatkan permodalan dari lembaga keuangan baik perbankan atau non perbankan.
“Dalam program Dukungan Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf juga memberikan peningkatan kapasitas usaha di desa wisata dalam hal literasi keuangan sehingga UMKM kita dapat naik kelas dengan meraih pembiayaan baik dari perbankan ataupun non perbankan,” ujar Hayun.
Terkait hal itu, perwakilan dari empat Desa Wisata yang mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga dibekali dengan literasi keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti waspada investasi dan pinjaman online illegal, dukungan untuk pengembangan UMKM dari Bank Rakyat Indonesia.
Dengan acara ini, pemerintah DI Yogyakarta bersama Kemenparekraf/Baparekraf menunjukkan dedikasi untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan melibatkan para pelaku usaha di tingkat desa.