sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saratoga (SRTG) Gandeng Macquarie Bangun Bisnis Data Center

Economics editor Ikhsan PSP
10/05/2023 07:44 WIB
BDIA merupakan perusahaan patungan antara Provident Capital, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Macquarie Asset Management.
Saratoga (SRTG) Gandeng Macquarie Bangun Bisnis Data Center. Foto: MNC Media.
Saratoga (SRTG) Gandeng Macquarie Bangun Bisnis Data Center. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd (BDIA) memperkenalkan Bersama Digital Data Centres (BDDC), platform data center dalam kota (in-town) yang menjadi pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi. 

BDIA merupakan perusahaan patungan antara Provident Capital, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Macquarie Asset Management.

Kehadiran BDDC merupakan langkah strategis BDIA untuk mendukung percepatan dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur digital yang diperlukan oleh berbagai sektor di Indonesia. 

Adapun BDDC sudah mengakuisisi dua data center dalam kota yakni PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti (JST Site) dan PT PCDC Propco One (JBT Site) AtriaDC dari PT Saratoga Investama Sedaya.

Presiden Komisaris Bersama Digital Data Centres (BDDC) Setyanto Hantoro menjelaskan, pembentukan BDDC yang diawali oleh akuisisi dua data center dalam kota bertujuan untuk menciptakan kekuatan baru yang mampu memberikan nilai tambah optimal, baik bagi pelaku usaha dalam negeri maupun perusahaan multinasional di Indonesia dalam mewujudkan obyektif bisnisnya dengan terhubung dalam ekosistem infrastruktur digital yang terintegrasi.

“Kami bersyukur dan bangga dapat memperkenalkan BDDC kepada masyarakat Indonesia yang semakin memiliki ketergantungan tinggi terhadap digitalisasi. Dukungan BDIA yang merupakan representasi dari Provident Capital (Provident), Saratoga dan Macquarie Asset Management akan semakin memantapkan posisi BDDC sebagai data center dalam kota terbesar di Indonesia untuk memberikan layanan terbaik dengan tingkat keamanan tertinggi," jelas Setyanto dalam acara Exclusive Launching dengan tema “Where Digital Enablers Come Together”  di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

BDDC berada dalam sebuah ekosistem infrastruktur digital dan telekomunikasi yang sudah berhasil dibangun selama bertahun-tahun oleh Provident dan Saratoga. 

Dengan rekam jejak Provident dan Saratoga yang sudah teruji dan jaringan luas di industri infrastruktur digital, BDDC akan terus memperkuat posisinya dengan terus menambah kapasitas dan lokasi data center yang kini bisa mencapai 60 megawatt.

“Harapan kami kehadiran BDDC akan terus mendorong proses digitalisasi Indonesia dengan lebih efisien dan ikut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta mampu memberikan dampak yang lebih luas ke berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Setyanto.

Sementara itu, Ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyatakan kehadiran BDDC akan semakin memperkuat industri data center di Indonesia ke depan.  Pesatnya pertumbuhan internet di Indonesia dalam empat tahun terakhir yang bersamaan dengan tingkat penetrasi dan skala industri data center yang masih rendah membuka peluang industri data center nasional terus berkembang. 

Sejumlah data resmi mencatat jumlah penyedia jasa internet sampai Maret 2023 mencapai 909 perusahaan dari 564 perusahaan di 2019 dengan traffic internet di Indonesia Internet Exchange (IIX) mencapai 4,5 terabyte/detik, naik 47,2% per tahun didorong peningkatan jumlah smartphone dan penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi digital, inisiatif dan dukungan pemerintah, serta perkembangan layanan komputasi awan (cloud service).

Saat ini penetrasi data center di Indonesia tercatat 0,3 watt per kapita, menjadi salah satu yang terendah di Asia Pasifik. 

Kapasitas data center di Indonesia terhadap seluruh negara ASEAN-6 (Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina) juga baru setara 12,7%. Potensi pasar yang luas ini membuka peluang kenaikan kapasitas data center di Indonesia sebesar 29,4% per tahun selama periode 2020-2026 menjadi 348 megawatt dari 74 megawatt.

“Pertumbuhan itu akan didukung oleh tingginya kebutuhan pasar dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan juga inisiatif digitalisasi yang banyak dijalankan pada perusahaan di berbagai industri. Hal ini jelas membutuhkan solusi interkonektivitas dan data center dalam proses bisnisnya,” jelas Arif.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement