Untuk generasi milenial, mungkin belum familiar dengan pusat perbelanjaan yang satu ini. Sebab pusat perbelanjaan ini muncul pada saat transisi dari Orde Lama ke Orde Baru dimana gagasan belanja untuk kesenangan atau relaksasi, seperti yang dikenal sekarang, masih amat jauh.
Tetapi, generasi yang lebih tua pasti memiliki kenangan pada tempat itu. Seperti Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang pernah melukiskan memori indah pada masa kecilnya.
Tak hanya Obama saja, namun sebagian masyarakat Indonesia juga pasti ada yang masih memiliki kenangan indah dibuktikan dengan produk-produk yang dulu pernah dibeli di Sarinah, seperti cinderamata atau batik.
Sarinah menjadi bangunan yang banyak menyaksikan perubahan di ibu kota. Maka tak heran, Sarinah menjadi penanda zaman. Dan kini, pusat perbelanjaan yang berada di Jalan MH. Thamrin itu tengah berambisi untuk bertransformasi. Bukan saja dalam aspek fisik, tapi juga langkah bisnis, sumber daya, serta perluasan jaringan UMKM yang dikemas dengan bentuk modernitas.
Kendati demikian, proses transformasi ini tidak akan menghilangkan citra khas yang dibangun dari ide Presiden Soekarno. Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang dibangun pada 1966 itu akan menjadi tempat promosi bagi keunggulan UMKM dan produk nasional.