“Sehingga kami pun terus meninggalkan proses manual dan beralih ke digitalisasi. Tentunya bukan hanya pada pembelian tiket, tapi juga dilakukan pada back office,” imbuhnya.
Selain mencegah tindakan penipuan, Ira mengatakan digitalisasi membantu ASPD untuk mengurai kepadatan. Adapun pelabuhan dinilai menjadi salah satu titik kepadatan karena pembelian tiket masih dilakukan secara manual dan langsung di tempat (on the spot). Ira mengatakan, ASDP pernah memiliki pengalaman pahit di tahun 2012, dimana terjadi kemacetan hingga sejauh 26 kilometer dari pintu pelabuhan.
“Ini yang kita berusaha perbaiki. Dengan sistem reservasi tiket secara online dan cashless, kami berusaha mengurai kepadatan. Hasilnya bisa dilihat melalui tingkat kepadatan (volume per capacity ratio) yang berkurang menjadi 0,6 di 2023 dari 0,77 di 2022 ketika digitalisasi dilakukan,” tandasnya. (RRD)