IDXChannel - Kondisi perekonomian dunia yang tengah berfulktuasi dan dalam tekanan membuat pelaku dunia usaha harus mencari cara dan strategi yang jitu untuk dapat terus bertahan.
Salah satunya adalah dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para karyawannya. Jalan keluar untuk bertahan ini tidak hanya terjadi pada dewasa ini saja.
Sejarah mencatat, deretan PHK dengan total karyawan yang fantastis juga pernah terjadi dan menjadi pengalaman berharga bagi para pelaku usaha. Beragam alasan menjadi dasar bagi kebijakan PHK tersebut.
Berikut ini kami rangkum deretan sejarah PHK terbesar di dunia.
Ford
Ford memangkas 35.000 karyawan pada 2002. Pemangkasan 35.000 karyawan tersebut terdiri 21.500 karyawan yang berada di Amerika Utara serta sisanya di Eropa.
Selain melakukan PHK, Ford juga menutup lima pabrik serta menghilangkan empat model mobil yang terkenal, seperti Lincoln Continental, Ford Escort, Mercury Villager serta Mercury Cougar, guna mendapatkan kembali kesehatan keuangannya.
“Saya tidak akan menerima gaji atau bonus tahunan selain opsi saham. Kami menyadari bahwa beberapa hal yang harus dilakukan terasa menyakitkan," ujar CEO William Clay Ford Jr, dalam keterangan resminya.
Pengumuman tersebut adalah pembalikan besar dalam kekayaan Ford. Pada 2000, Ford melaporkan keuntungan USD6,67 miliar. Namun ketika ekonomi Amerika Serikat mulai berkontraksi dengan cepat pada 2001, Ford mulai bergabung dengan perusahaan lain serta melakukan pengurangan besar-besar terhadap karyawannya.
American Airlines
American Airlines melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 19.000 karyawan pada Oktober 2020. PHK tersebut dilakukan saat bantuan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melindungi pekerja berakhir. American Airlines yang berbasis di Texas ini telah mempekerjakan lebih dari 140.000 karyawan.
Sebanyak 19.000 karyawan yang di-PHK terdiri dari 17.500 pekerja serikat termasuk pramugari, pilot, serta mekanik, sisanya sebanyak 1.500 manajemen serta pekerja administrasi. American Airlines juga mengatakan kapasitas pada kuartal keempat menjadi setengah dari level tahun lalu.
Selain itu, penerbangan jarak jauh internasional hanya mencakup 25 persen dari jadwal 2019. Sebelumnya, American Airlines dan maskapai AS lainnya telah dilarang merumahkan pekerja hingga September 2020. Hal ini karena adanya persyaratan paket bantuan federal sebesar USD25 miliar yang dikhususkan untuk operator penerbangan guna menghadapi pandemi Covid-19.
General Motors
General Motors memberhentikan 14.000 karyawannya di Amerika Serikat pada 2018. Hal ini karena perusahaan mengalihkan fokus penjualan dari mobil penumpang ke SUV, kendaraan listrik, hingga self driving. Atas PHK massal tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun menyatakan kekecewaannya.
Trump mengatakan, Amerika Serikat sudah melakukan banyak hal untuk General Motors. Pengurangan karyawan General Motors ini berasal dari tenaga kerja yang digaji per jam.
Tak hanya melakukan PHK, General Motors juga menutup tiga pabrik perakitan di Amerika Utara serta dua fasilitas lainnya. General Motors menyatakan bahwa reorganisasi yang diterapkan diperkirakan dapat menghemat USD6 miliar per tahun pada akhir 2020.
Sejak diakuisisi oleh Elon Musk, sekitar 3.700 karyawan terkena PHK pada November 2022. Musk mengatakan PHK tersebut sebagai upaya meningkatkan perusahaan setelah mengambil pembiayaan utang yang signifikan untuk mendanai akuisisi sebesar USD44 miliar.
Karyawan Twitter yang terkena PHK mendapat email dari manajemen perusahaan. Selain itu, Twitter mengatakan kantornya akan ditutup sementara. Lalu semua akses masuk akan ditangguhkan untuk membantu memastikan keamanan setiap karyawan, sistem, hingga data pelanggan.
Musk memulai masa jabatannya di Twitter dengan memecat CEO Parag Agrawal serta dua eksekutif lainnya. Saat ini, Twitter dituntut oleh para karyawannya yang di-PHK atas dasar pemecatan mendadak tanpa adanya pemberitahuan 60 hari lebih awal.
PT Shyang Yao Fung
PT Shyang Yao Fung, pabrik sepatu yang memproduksi merek ternama seperti Adidas dan Nike, merumahkan 2.500 karyawannya. Keputusan tersebut tertuang melalui surat yang disampaikan kepada sejumlah serikat buruh bernomor SYF20-002 pada 28 April 2020. PHK dilakukan bertahap.
Pada tahap pertama dilaksanakan PHK terhadap 1.800 karyawan. Kemudian, sisanya dilakukan pada PHK tahap kedua, yakni pada 20 Mei 2020. PHK menjadi jalan yang ditempuh oleh PT Shyang Yao Fung karena perusahaan tersebut memulai bisnisnya dengan kapasitas yang lebih besar. Pengumuman PHK dari pabrik yang berlokasi di Tangerang ini pun sempat viral di media sosial. (TSA)