Dia mencatat banyak perusahaan negara yang menyumbangkan nilai kontribusi tersebut. Hanya saja, kontribusi didominasi oleh BUMN di sektor pertambangan, energi, dan telekomunikasi.
"Sektor BUMN yang besar (kontribusi) itu dari perbankan, telekomunikasi, energi, dan pertambangan," kata dia.
Pencapaian, lanjut Arya, tak lepas dari gebrakan transformasi yang terjadi di BUMN. Arya menyebut langkah Erick merampingkan jumlah BUMN dan melakukan holdingisasi berdampak signifikan dalam efisiensi dan efektivitas usaha BUMN.
"Semua ini karena transformasi dan perubahan. Kita tidak hanya bertahan, tapi justru bisa terbang lebih kuat. Bisa dilihat laba bersih yang awalnya Rp13 triliun pada 2020, naik menjadi Rp125 triliun pada 2021, dan sekarang sudah Rp155 triliun, nanti di akhir tahun kita tidak tahu naik jadi berapa," tuturnya. (NIA)