IDXChannel - Selandia Baru menghadapi ancaman resesi setelah ekonomi Negeri Kiwi tersebut berkontraksi pada kuartal II-2024.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (19/9/2024), produk domestik bruto (PDB) Selandia Baru turun 0,2 pada April-Juni dibandingkan kuartal sebelumnya. Ekonomi negara tersebut hanya tumbuh 0,1 di awal 2024.
“Ekonomi lemah seperti yang diperkirakan setelah periode kebijakan moneter restriktif yang berkepanjangan,” kata Ekonom ASB bank Kim Mundy.
Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) memperkirakan ekonomi akan menyusut lagi pada kuartal III-2024, yang akan menjadi resesi kedua dalam waktu kurang dari dua tahun.
Kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan dan tanda-tanda bahwa inflasi kembali terkendali mendorong RBNZ untuk memulai siklus pelonggarannya bulan lalu — jauh lebih cepat dari yang ditunjukkan sebelumnya. Investor kini melihat peluang kurang dari 50 persen bahwa RBNZ akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin saat rapat kebijakan berikutnya pada 9 Oktober.
"Tidak banyak data lokal yang mendukung RBNZ untuk meningkatkan laju pelonggaran,” kata Ekonom Senior Westpac Michael Gordon.
“Kami teetap memperkirakan RBNZ akan memangkas suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 basis poin pada Oktober dan November," katanya.
Statistik Selandia Baru merevisi PDB untuk kuartal keempat 2023 dari kontraksi menjadi stagnan, yang berarti negara tersebut secara teknis tidak mengalami resesi pada paruh kedua tahun lalu. Namun, ekonomi telah berkontraksi dalam empat dari tujuh kuartal terakhir. Resesi sebelumnya terjadi dalam enam bulan dari Oktober 2022 hingga Maret 2023. (Wahyu Dwi Anggoro)