Hasilnya 29,6 persen responden yang dites positif melaporkan setidaknya mengalami satu gejala fisik yang berkelanjutan 6 hingga 12 bulan setelah infeksi. Sementara lebih dari setengah atau 53,1 persen dari kelompok yang positif Covid-19 itu mengaku mereka mengalami kelelahan mental atau fisik, masalah tidur atau masalah kognitif dalam 6 sampai 12 bulan setelah infeksi.
Penulis studi, Profesor Anders Peter Hviid, profesor epidemiologi di SSI mengungkapkan hasil studi penelitian ini adalah tanda kalau Long Covid sebagai dampak panjang infeksi Covid-19 harus jadi pertimbangan oleh para pembuat kebijakan terkait kesehatan masyarakat.
"Ini adalah sesuatu yang harus diperhitungkan ketika Anda menimbang risiko dan manfaat dari intervensi yang dibuat dan juga soal vaksinasi,” ujar Prof Anders yang juga menekankan bahwa masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait Long Covid.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sindrom itu sebagai kondisi Post-Covid-19 dan mendefinisikannya sebagai gejala yang berkelanjutan. Termasuk di antaranya yakni kelelahan atau sesak napas dialami tiga bulan setelah infeksi awal yang setidaknya berlangsung selama dua bulan.
WHO memperkirakan bahwa antara 10 persen dan 20 persen orang dipengaruhi oleh Long Covid titik itu dan memang masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk prognosis jangka panjang. (TIA)