sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Setahun Perang Rusia-Ukraina: Memanasnya Harga Energi dan Komoditas Dunia

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
24/02/2023 14:53 WIB
Dalam siaran itu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa militer Rusia telah secara remi meluncurkan “operasi militer spesial” di Ukraina.
Setahun Perang Rusia-Ukraina: Memanasnya Harga Energi dan Komoditas Dunia. (Foto: MNC Media)
Setahun Perang Rusia-Ukraina: Memanasnya Harga Energi dan Komoditas Dunia. (Foto: MNC Media)

Berdasarkan data Trading Economics, impor batubara Eropa pada Januari tahun ini juga cenderung menurun hampir 30% dari tahun sebelumnya dan 23% dari bulan Desember tahun lalu.

Pada saat yang sama, ketidakpastian tentang pembukaan kembali China juga mengaburkan prospek jangka pendek untuk komoditas tersebut.

Di sisi pasokan, pengiriman batu bara dari Australia, eksportir terbesar kedua dunia, terganggu oleh hujan lebat di negara bagian Queensland dan New South Wales, serta penutupan tambang batu bara utama dan jalur kereta api akibat insiden tabrakan.

Komoditas selanjutnya yakni harga gandum berjangka di AS juga turun menjadi sekitar USD739,85 per bushel/gantang (Bu) pada akhir Februari 2023. Hal ini karena pasokan yang melimpah dari produsen utama mengalahkan kekhawatiran geopolitik.

Menurut pidato Presiden Putin kepada Majelis Federal negara itu, Rusia sebagai pengekspor utama gandum diperkirakan akan menjual hingga 60 juta ton gandum di pasar luar negeri pada tahun ini.

Rusia memanen gandum dengan rekor tertinggi sebanyak 153,8 juta ton pada 2022, dan silo penyimpanan gandum akan dikosongkan menjelang panen baru.

Sementara itu, pemerintah India juga memiliki stok 5 juta ton gandum pada 2023 untuk memerangi inflasi pangan yang melonjak di negara tersebut.

Namun, karena risiko geopolitik dan ketidakpastian terkait ekspor biji-bijian masih menjadi potensi ancaman, Ukraina sebagai salah satu negara eksportis juga membatasi pengiriman biji-bijian sebesar 28,7% pada tahun ini karena kesulitan logistik yang disebabkan oleh invasi Rusia.

Sementara gas alam berjangka AS diperdagangkan di atas usd2,2/MMBtu. Ini karena investor terus memantau permintaan dan prakiraan cuaca, dengan proyeksi baru-baru ini menunjukkan suhu yang lebih dingin dari perkiraan.

Harga gas alam di Eropa atau indeks Dutch TTF juga melanjutkan tren penurunannya diperdagangkan sekitar €50 per megawatt jam (MWh), mendekati level Agustus 2021.

Pada Agustus tahun lalu, harga gas alam Eropa sempat meroket 85% di level hampir €350 karena kebijakan penghentian pasokan gas dari Rusia dan menyebabkan benua Biru masuk ke jurang krisis energi hebat.

Adapun di pasar minyak, Brent turun sebesar 2,73 USD/BBL atau 3,19% sejak awal tahun 2023 dan WTI diperdagangkan di level USD75,96 per barel.

Melandainya harga-harga ini seolah menjadi sinyal bahwa perang Rusia-Ukraina tidak akan sepenuhnya menjadi katalisator harga-harga di tahun ini. Ada banyak faktor lain yang akan dipertimbangkan pasar dalam mengontrol harga komoditas. Meski demikian, perang masih diproyeksi akan menjadi salah satu hambatan bagi pemulihan ekonomi global. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement