"Kontribusi Rp401,73 triliun ini sangat signifikan bagi APBN Indonesia. Kontribusi tersebut memberikan ruang fiskal yang krusial untuk mempertahankan sustainability ini. Tanpa kontribusi Pertamina, pemerintah akan menghadapi tekanan fiskal yang lebih besar," ujar Dahlan.
Dahlan menjelaskan, kontribusi Pertamina sebesar Rp401,73 Triliun, setara dengan 20,71 persen dari total kontribusi BUMN, yang langsung menyuntikkan dana masif ke APBN.
Sementara terkait dana yang disetorkan ke APBN, menurut Dahlan, memang sangat penting bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Dana tersebut memungkinkan pemerintah untuk membiayai infrastruktur vital (jalan, pelabuhan, bandara, listrik), program pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial.
"Ini sekaligus menunjukkan peran Pertamina sebagai salah satu pilar utama penerimaan negara. Tanpa kontribusi tersebut, pemerintah akan sangat bergantung pada utang atau harus memangkas belanja publik, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Dahlan.