IDXChannel - Perusahaan minyak asal Belanda, Royal Dutch Shell, berencana akan memproduksi bahan bakar jet rendah karbon dalam skala besar pada tahun 2025 mendatang. Langkah ini dilakukan, sebagai upaya untuk mendorong sejumlah maskapai penerbangan dunia agar mengurasi emisi gas rumah kaca.
Mengutip Reuters, Selasa (21/9/2021), produksi SAF kali ini sejalan dengan rencana beberapa negara seperti Amerika Serikat yang pada pekan lalu memutuskan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pesawat sebesar 20% pada akhir dekade, dengan harapan dapat meningkatkan penggunaan bahan bakar berkelanjutan.
“Bahan bakar diproduksi dari minyak goreng bekas, lemak tumbuhan dan hewan, SAF dapat mengurangi hingga 80% emisi penerbangan,” tulis Shell yang dikutip dari Reuters, Senin (20/9/2021).
Seperti diketahui, saat ini industri penerbangan dianggap sebagai salah satu sektor terberat untuk ditangani akibat kurangnya teknologi alternatif untuk mesin berbahan bakar jet. Untuk itu, Shell berupaya menangani hal tersebut mengingat sektor ini menyumbang 3% dari emisi karbon dunia.
Bahkan, perusahaan akan memproduksi 2 juta ton bahan bakar penerbangan berkelanjutan, yang sekaligus merupakan peningkatan 10 kali lipat dari total output global.
Adapun, Shell sendiri tengah membangun pabrik pengolahan biofuel di kilang rotterdam, dengan kapasitas tahunan sebesar 820 ribu ton. Dimana, manajemen menargetkan SAF yang ditetapkan, dapat menghasilkan lebih dari setengah dari output dan mulai berproduksi pada tahun 2024. (TYO)