IDXChannel - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI melakukan penandatanganan perjanjian pembiayaan untuk tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) yang dikembangkan oleh PT Brantas Energi dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 7 megawatt (MW).
Fasilitas pembiayaan ini merupakan hasil kerja sama antara PT SMI dengan MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), sebuah program kerja sama energi rendah karbon antara Pemerintah Indonesia dan Inggris, yang memberikan dukungan terhadap tiga proyek energi terbarukan tenaga air tersebut.
“Diharapkan nantinya proyek ini akan berkontribusi terhadap percepatan pengembangan energi rendah karbon di Indonesia,” kata Direktur Pembiayaan dan Investasi SMI Sylvi J Gani dalam keterangan resminya yang diterima, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Sylvi menjelaskan, skema kerja sama antara PT SMI dan MENTARI ini dirancang untuk mempercepat transisi energi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, universal dan akses energi yang inklusif, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Lebih lanjut, kata Sylvi, total biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk membangun proyek PLTMH tersebut yaitu sebesar Rp210 miliar, di mana Pemerintah Inggris akan ikut berkontribusi sebesar Rp21 miliar melalui program MENTARI. Komponen kontribusi yang berupa hibah ini akan meningkatkan kelayakan finansial dari proyek tersebut.
“Dan membuka kesempatan untuk PT SMI agar dapat membiayai proyek tersebut dengan meningkatkan debt service coverage ratio (DSCR) proyek,” ujar Sylvi.
Sementara itu, PT SMI akan memberikan pinjaman, memantau perkembangan proyek, dan bekerja sama dengan MENTARI dan PT Brantas Energi untuk memastikan aspek keberlanjutan di seluruh tahap perencanaan, pengadaan, dan konstruksi hingga pelaksanaan.
Ketiga pembangkit listrik tenaga air ini berada di Pandan Duri (Lombok), Titab (Bali), dan Batang Hari (Sumatera Barat). Ketiganya akan menggunakan waduk yang saat ini digunakan untuk irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan. Proyek-proyek baru ini akan memberikan manfaat dengan menghasilkan listrik dari kelebihan debit air yang mengalir pada waduk yang termasuk dalam Barang Milik Negara.
Dengan banyaknya jumlah waduk di seluruh Indonesia, pengaplikasian teknologi ini sangat mungkin untuk dapat direplikasi tanpa harus memberikan dampak kepada lingkungan dan sosial.
Di samping itu, struktur pembiayaan proyek ini diharapkan dapat diadopsi oleh proyek energi terbarukan lainnya bersama dengan mitra pembiayaan lainnya. Sehingga, kualitas proyek dan juga proses pemantauan pelaksanaan proyek dapat ditingkatkan dengan standar yang lebih tinggi.
“Diharapkan nantinya proyek ini dapat benar-benar memberikan manfaat sosial dan ekonomi tinggi bagi masyarakat,” kata Sylvi.
(YNA)