"Sampai waktu itu saya mengkarantina Dirut PLN dan Pertamina harus di satu kamar berdua dan tidak boleh keluar sampai mengambil keputusan. Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya manajemen direksi dan komisaris untuk bisa segera ambil keputusan dengan empat perusahaan," ungkapnya.
Menurut dia, pengambilan keputusan cepat sangat penting apalagi terkait teknologi baterai yang dinamis bisa berubah dalam waktu singkat.
"Saya bisa memahami alangkah sulitnya IBC nanti mengambil keputusan teknologi apa yang akan dipakai dan akan diproduksi. Katakan hari ini kita ambil keputusan. Pabriknya paling cepat baru jadi 3 tahun dan dalam jangka waktu tersebut jangan-jangan sudah ada teknologi baru yang lebih maju," tuturnya.
Dia berharap ada pemikiran ulang bahwa satu saja pemegang sahamnya agar pengambilan keputusan bisa cepat."Saya tetap berharap ada pemikiran ulang bahwa satu saja pemegang sahamnya, terserah PLN atau Pertamina agar sesuatu yang harus kita ambil cepat ini tidak termakan oleh waktu proses pengambilan keputusannya," tandasnya. (TIA)