"Waktu APBN-nya dianggap tidak sehat, maka seluruh perekonomian akan terganggu. Ini yang kita sebut pada saat mengandalkan APBN untuk bekerja sebagai fiscal policy, dia harus menjaga kesehatannya," ungkap Sri Mulyani.
Dia menjelaskan, seperti pada waktu pandemi, andaikata jalan-jalan tol dan infrastruktur pendukung lainnya belum diselesaikan, maka masyarakat mungkin tidak bisa terbang, naik kereta api, atau bahkan naik mobil.
Dengan adanya tol, sebenarnya pemulihan ekonomi sangat terbantu, karena di saat masyarakat tidak bisa menggunakan atau mengakses transportasi umum karena pandemi, mereka tetap bisa pergi dengan kendaraan pribadi.
"Pada saat itu kita memberikan insentif agar penjualan mobil yang jatuh juga bisa dipulihkan kembali. Itu yang kita sebut APBN fleksibel, karena situasi bergerak dan berubah cepat dan tantangan masyarakat juga berubah sangat cepat," tandas Sri Mulyani.
(FAY)