Berikutnya, pemerintah menyalurkan Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Produk dari pembiayaan UMi adalah membuka penyaluran kredit dalam jumlah terbatas namun memiliki fleksibilitas dalam administrasi maupun aksesnya. 95% penerima program ini atau lebih dari 6,4 juta debiturnya adalah perempuan.
“Program pembiayaan umi juga dilengkapi dengan program pendampingan. Ini terutama agar para perempuan tadi yang mayoritas 95% yang meminjam makin memiliki keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan. Tentu ini diharapkan akan makin mengembangkan upaya mereka,” tandas Sri.
Di samping itu, pemerintah terus mengembangkan ekosistem digital Indonesia baik di bidang infrastruktur digital maupun akses layanan digital. Terlebih, dengan teknologi digital dapat membantu UMKM di bidang pendanaan maupun pemasaran.
“Dengan teknologi digital, transaksi dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, bahkan secara real time. Artinya ini akan mengatasi masalah jarak dan masalah waktu,” jelasnya.
Sri mengatakan, untuk bisa mendorong UMKM dan para perempuan dibutuhkan kolaborasi. Tidak hanya antara pemerintah sendiri namun juga dengan pihak swasta dan berbagai instansi yang bisa mendorong dan mendukung peranan perempuan di dalam UMKM seperti penjaminan kredit, akses pelatihan, pemasaran, dan permodalan.
“Ini adalah langkah yang harus terus diupayakan,” tegas Sri.
(FRI)