Pada akhirnya memicu perang dagang antara AS dan China, yang merupakan perekonomian kesatu dan kedua terbesar dunia. Sejak saat itu, tensi perang dagang atau trade war antara AS-China terus berlangsung dan menimbulkan ketidakpastian global.
"Perang Rusia-Ukraina yang terjadi di awal 2022, mempertajam polarisasi dan fragmentasi geopolitik tersebut," tambah Sri.
Kerja sama ekonomi dan kemitraan strategis semakin terkotak-kotak sesuai dengan kedekatan aliansi atau friendshoring. Akibatnya, aktivitas perdagangan yang banyak tergantung pada pasar ekspor dan aliran modal luar negeri terkena dampak signifikan.
"Fragmentasi geopolitik ini telah memicu fenomena dedolarisasi yang juga berdampak besar, baik pada perekonomian AS sendiri maupun ekonomi global," pungkasnya.
(SLF)