“Anda semuanya para leaders dari Kemenkeu yang mengelola keuangan negara apakah Anda bisa menggunakan instrumen ini menjawab tantangan perekonomian kita. Yang tadi, karakternya adalah demografi, middle income, bisa masuk middle income trap, dan kita growing tapi bisa growthnya menimbulkan disparitas. Jaga quality of growth, equality, dan itu semuanya membutuhkan leaders Kementerian Keuangan yang selalu paham, waspada, dan memiliki kompetensi untuk lihat arah dari kebijakan keuangan negara,” jelas Sri.
Sedangkan level ketiga, Kemenkeu harus didukung dengan organisasi yang struktur bisnis dan model bisnis proses yang mumpuni dan menjawab berbagai tantangan. Keempat, didukung oleh personaliti talent yang menjadikan organisasi Kemenkeu menjadi institusi yang siap dengan tujuan dan tantangan, siap dengan tanggung jawab, dan mampu melihat perubahan.
Untuk menghadapi berbagai level tantangan, Sri Mulyani menutup sambutannya dengan berharap talent dan pimpinan Kemenkeu dapat menerapkan filosofi dari Ki Hajar Dewantoro. Yakni, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.
“Jadi itu bukan filosofi baru, itu sudah disampaikan oleh banyak sekali wisdom. Artinya itu menggambarkan from time to time, dari masa ke masa itu langgeng berarti organisasi selalu membutuhkan leader dan leadership yang mampu bergerak di depan, di tengah, di belakang,” tutup Sri Mulyani. (RRD)