"Ekspor kita di bulan November yang mencapai USD22,84 miliar ini adalah angka ekspor tertinggi sejak tahun 2000 artinya 21 tahun terakhir. Growth-nya pun sangat tinggi yaitu 49.7% (yoy), terutama didorong ekspor nonmigas yang tumbuh mendekati 75% (yoy)," jelasnya.
Meski demikian, Sri masih mewaspadai munculnya varian Omicron yang membayangi. Perkembangan dinamika global juga menjadi perhatian karena bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi nasional.
"Risiko global juga meningkat, terutama terkait percepatan tapering off di AS, meningkatnya tekanan inflasi global, serta perlambatan ekonomi China," tutup eks direktur Bank Dunia ini. (TYO)