Arya menegaskan kereta cepat pada dasarnya bersaing dengan pesawat. Kondisi ini yang terjadi di banyak negara maju. Dengan begitu, Kereta Cepat Whoosh tak bisa disandingkan dengan jenis kereta api lainnya.
Arya memang mengakui terjadi penurunan jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh. Penurunan terjadi di masa low season atau non libur.
Namun, dia membantah persepsi bahwa Kereta Cepat Whoosh minim peminat, sehingga membuat kondisi kereta menjadi sepi. Hal ini sempat menjadi perbincangan warganet di sosial media (sosmed).
“Nanti kita lihat, tunggu aja, hari itu rame (beberapa waktu lalu). Kita tunggu aja, mungkin sekarang lagi turun, jangan berapa hari langsung kita, satu ini dibilang langsung sepi, bisa aja jamnya lagi enggak nih,” bebernya.
Angka peminat Whoosh, lanjut dia, hanya dapat dihitung secara bulanan, berdasarkan hasil rekapan data jumlah penumpang yang dilakukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). “Kan nanti lihat laporan berapa banyak penumpang sebulannya, kan ada laporan dari KCIC-nya. Jangan gara-gara satu orang naik kereta pada jam itu, kita gak tau apanya, langsung kita bilang sepi,” pungkasnya.
(FRI)