Lebih lanjut, pembangunan pabrik amoniak dan urea yang tengah dilakukan PKT di Papua Barat diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di wilayah Papua Barat, mendukung ketahanan pangan nasional, dan memonetisasi gas yang cukup melimpah dengan harga yang kompetitif di Papua Barat.
Selain itu, PKT juga akan meningkatkan kapasitas NPK dengan membangun pabrik NPK baru kapasitas 100.000 MTPY (metric ton per year), khususnya untuk memenuhi kebutuhan NPK di Kalimantan dan Sulawesi yang masih memiliki potensi pasar yang cukup besar.
"Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dan distribusi secara efektif dan efisien guna pemenuhan kebutuhan industri pertanian, PKT telah mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0 di seluruh lini Perusahaan, mulai dari Smart Operation, Smart Maintenance, Smart Distribution, hingga Digital Performance Management System. Selain itu, efisiensi produksi termasuk konsumsi energi juga terus menjadi fokus kami guna memastikan perusahaan mampu tumbuh secara berkelanjutan," jelas Rahmad.
Melalui pengembangan pabrik tersebut, hingga 8 September 2021, PKT berhasil mencatat kinerja produksi yang optimal. Tercatat, PKT mampu memproduksi Urea sebanyak 2,49 juta ton atau 73% dari target 3,4 juta ton per tahun, produksi Amoniak sebanyak 2,08 juta ton atau 75%% dari target 2,78 juta ton per tahun, serta produksi NPK sebanyak 141.000 ton atau 51% dari target 281.000 ton per tahun. (TIA)