IDXChannel - Setelah memutuskan untuk menghentikan produksinya dari Rusia, Coca-Cola HBC mengklaim sudah mengalami kerugian cukup besar akibat beban yang tinggi. Dalam laporannya, mereka menyebut mengalami rugi hingga USD195,36 juta atau setara dengan Rp2,88 triliun (Rp14.753 per USD).
Perusahaan pembotolan minuman ringan ini menyebut Rusia sebagai pasar terbesar dalam penjualannya. Akibat keputusan untuk keluar dari sana, mereka memperkirakan akan menanggung beban keuangan sekitar 82 juta Euro atau setara USD84,32 juta.
Meski demikian, HBC berharap bisa mendapatkan laba operasi yang sebanding di 2022, antara 740 jura Euro sampai dengan 840 juta Euro.
Hellenic Bottling Company (HBC) merupakan salah satu dari banyak perusahaan pembotolan Coca-Cola di seluruh dunia yang mengemas dan menjual salah satu minuman paling terkenal di dunia. The Coca-Cola Company memegang lebih dari 20 persen saham di HBC.
Salah satu cabang perusahaan yang terletak di Kota London juga melaporkan penurunan laba sebesar 34 persen atau sekitar 153 juta Euro dalam enam bulan terakhir. Harga pokok penjualan (COGS) meningkat pada pertengahan tahun, hal ini diakibatkan oleh inflasi yang sedang berlangsung.