sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Strategi Kementan Jaga Lonjakan Komoditas Bawang Merah sampai Cabai

Economics editor Heri Purnomo
05/12/2022 13:01 WIB
Kementan sudah melakukan intervensi ke berbagai daerah dalam bentuk bantuan pengembangan kawasan dan penyebaran benih.
Strategi Kementan Jaga Lonjakan Komoditas Bawang Merah sampai Cabai. (Foto: MNC Media)
Strategi Kementan Jaga Lonjakan Komoditas Bawang Merah sampai Cabai. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengungkapkan pihaknya sejak awal tahun 2022 sudah melakukan intervensi ke berbagai daerah dalam bentuk bantuan pengembangan kawasan dan penyebaran benih bawang merah dan cabai. 

"Dari sisa kontrak yang ada, kami maksimalkan untuk kegiatan memberikan bantuan lebih, jadi sudah kami alokasikan benih benih-benih untuk kawasan bawang merah dan cabai itu luasannya sudah ribuan hektare," katanya dalam rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi daerah yang digelar secara hibrida di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (5/12/2022). 

Prihasto mengungkapkan, langkah Kementan tersebut dilakukan untuk dapat menjaga laju inflasi yang banyak dipengaruhi oleh komoditas pangan. 

"Bantuan pengembangan kawasan maupun dalam bentuk penyebaran benih kepada seluruh provinsi untuk ditanam dan segera dapat menjaga inflasi dari bawang merah dan cabai," katanya.

Adapun berdasarkan laporan manajerial Bulog per 2 Desember 2022, stok bawang merah 34,64 ton sedangkan cabai sebanyak 3,2 ton. 

Ditempat yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo mengatakan pihaknya juga melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan dengan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit. 

Dimana distribusi cabai dari Sulawesi Selatan ke Pasar Induk Kramat Jati sebanyak Rp79.329 kg. Selain itu pihaknya juga memfasilitasi distribusi cabai merah keriting dari Jawa Tengah ke Jambi dan Kepulauan Riau sebanyak Rp10.300 kg. 

"Kita fasilitasi distribusi, kemudian kita dipertemukan antara siapa pengusaha di daerah situ kalau memang tidak ada BUMN atau BUMD yang terlibat di sana, sehingga nanti berikutnya  sudah B2B diantara mereka sendiri," katanya. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement