sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Studi Ini Sebut Pekerja Perempuan Kian Terancam di Tengah Euforia AI

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
31/05/2023 17:46 WIB
Euforia teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kian membuat geger sektor tekno.
Studi Ini Sebut Pekerja Perempuan Kian Terancam di Tengah Euforia AI. (Foto: Unsplash)
Studi Ini Sebut Pekerja Perempuan Kian Terancam di Tengah Euforia AI. (Foto: Unsplash)

Perusahaan perangkat lunak berbasis AS, IBM menjadi salah contoh perusahaan yang akan menghentikan perekrutan secara eksplisit untuk mempertimbangkan penggunaan AI sebagai tenaga kerja. Dengan AI, perusahaan dapat mengganti hingga 7.800 pekerjaan.

Lebih lanjut, sebuah survei dari Tech.co mengungkapkan, hampir setengah atau sekitar 47% dari pemimpin bisnis dan pembuat keputusan saat ini mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan untuk memilih AI sebagai pengganti untuk mempekerjakan karyawan baru.

Ini semakin membuat posisi perempuan dalam angkatan kerja terancam. Padahal, partisipasi perempuan dalam pasar tenaga kerja sangat penting untuk mendongkrak ekonomi.

Berdasarkan studi UN Women, perempuan menyumbang 37%dari PDB global.

Selain itu, semua jenis pekerjaan perawatan wanita, termasuk pekerjaan tidak berbayar, menghasilkan USD11 triliun secara global atau menyumbang 9 persen dari PDB global.

Di Indonesia sendiri, angkatan kerja perempuan di sektor formal mencapai 35,57% secara nasional. Ini menunjukkan posisi perempuan dalam angkatan kerja cukup besar dan signifikan, meski angkanya masih lebih kecil dibanding pekerja laki-laki. (Lihat tabel di bawah ini.)

Untuk itu, potensi perempuan sangat penting untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Jika pekerjaan perempuan digantikan AI, maka bisa dipastikan bahwa perekonomian akan terganggu. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement