Dia mengungkapkan, alasan belum diresmikannya smelter ini lantaran saat Jokowi mengunjungi Timah di Oktober 2022, progres pembangunan smelter ini baru mencapai 98,2 persen.
"Namun karena belum mencapai 100 persen, jadi Bapak Presiden tidak mau dikasih judulnya peresmian. Soal peresmian juga sudah sempat dijadwalkan, tapi tahu sendiri jadwalnya Pak Presiden saat ini," imbuh Abdullah.
Sebagai informasi, smelter baru ini digadang mampu memproduksi logam timah dengan kadar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Artinya, bisa dibilang proses produksinya bisa semakin efisien.
Proyek Ausmelt ini juga merupakan salah proyek strategis di Holding Industri Pertambangan MIND ID. Dengan adanya smelter ini, TINS diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn, serta dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.