"Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin panjang rantai perdagangan yang dilalui maka MPP total yang dihasilkan akan semakin besar," katanya.
Secara rinci, keuntungan terbesar adalah ada di supermarket hingga 18,57 persen, kemudian pengecer 12,56 persen, grosir 7,16 persen, pedagang pengepul 10,11 persen, distributor 8,69 persen.
Sementara untuk minyak goreng, pelaku perdagangan yang cukup mendominasi pergerakan komoditas minyak goreng pada pola tersebut adalah distributor, pedagang grosir, serta pedagang eceran. Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Strategis Provinsi Jawa Barat 2020.
Berdasarkan hasil Survei Poldis, pola distribusi perdagangan minyak goreng di Jawa Barat tahun 2020 didominasi oleh dua jalur utama distribusi perdagangan.
Berbeda dengan komoditas telur ayam ras, pada komoditas minyak goreng selain dijual ke luar negeri, hampir semua produksi dijual melalui distributor, sehingga semua jalur akan melewati distributor. Pada jalur pertama, 60,00 persen minyak goreng dari distributor didistribusikan terlebih dahulu ke pedagang grosir, baru kemudian dijual ke supermarket/swalayan.