sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Supermarket Sampai Pengecer Untung Gede dari Naiknya Harga Minyak dan Telur

Economics editor Arif Budianto/Kontributor
09/01/2022 12:26 WIB
Kenaikan harga minyak goreng dan telur ternyata memberikan keuntungan besar bagi pengecer dan supermarket.
Supermarket Sampai Pengecer Untung Gede dari Naiknya Harga Minyak dan Telur. (Foto: MNC Media)
Supermarket Sampai Pengecer Untung Gede dari Naiknya Harga Minyak dan Telur. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kenaikan harga minyak goreng dan telur ternyata memberikan keuntungan besar bagi pengecer dan supermarket. Apalagi, keduanya merupakan sektor yang bersentuhan lanhgsung dengan konsumen.

Kepala BPS Jabar, Dyah Anugrah Kuswardani, untuk komoditas telur ayam ras, distribusi perdagangannya dari produsen sampai ke konsumen  melibatkan pelaku perdagangan yaitu distributor, sub distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, supermarket/swalayan, dan pedagang eceran. 

Sementara itu, pelaku perdagangan yang cukup mendominasi pergerakan komoditas telur ayam ras pada pola tersebut adalah distributor, supermarket/swalayan, serta pedagang eceran. Berdasarkan hasil Survei Poldis, pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Jawa Barat tahun 2020 didominasi oleh dua jalur utama distribusi perdagangan. 

"Jalur pertama yang menguasai setengah lebih produksi, telur ayam ras dari petani disalurkan ke ke distributor sebesar 55,93 persen, yang kemudian dijual kembali ke pedagang eceran. Dari pedagang eceran, telur ayam ras baru kemudian dijual ke konsumen akhir. Untuk jalur kedua lebih pendek dari jalur yang pertama, telurayam ras dari petani langsung dijual ke supermarket/swalayan sebesar 37,24 persen, baru kemudian dijual ke konsumen akhir, " kata dia. 

Dari jalur itu, margin atau keuntungan pengangkutan dan peregangan (MPP) jalur pertama adalah 22,34 persen. Sedangkan jalur kedua menghasilkan MPP total yang lebih kecil, yaitu sebesar 18,57 persen dengan rantai yang lebih pendek.

"Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin panjang rantai perdagangan yang dilalui maka MPP total yang dihasilkan akan semakin besar," katanya. 

Secara rinci, keuntungan terbesar adalah ada di supermarket hingga 18,57 persen, kemudian pengecer 12,56 persen, grosir 7,16 persen, pedagang pengepul 10,11 persen, distributor 8,69 persen. 

Sementara untuk minyak goreng, pelaku perdagangan yang cukup mendominasi pergerakan komoditas minyak goreng pada pola tersebut adalah distributor, pedagang grosir, serta pedagang eceran. Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Strategis Provinsi Jawa Barat 2020.

Berdasarkan hasil Survei Poldis, pola distribusi perdagangan minyak goreng di Jawa Barat tahun 2020 didominasi oleh dua jalur utama distribusi perdagangan. 

Berbeda dengan komoditas telur ayam ras, pada komoditas minyak goreng selain dijual ke luar negeri, hampir semua produksi dijual melalui distributor, sehingga semua jalur akan melewati distributor. Pada jalur pertama, 60,00 persen minyak goreng dari distributor didistribusikan terlebih dahulu ke pedagang grosir, baru kemudian dijual ke supermarket/swalayan. 

Sedangkan jalur kedua, 40,00 persen minyak goreng dari distributor didistribusikan langsung ke pedagang eceran, yang kemudian dipasarkan ke konsumen. Selain kedua jalur tersebut, ada pula produksi minyak goreng yang dijual ke luar provinsi dari produsen/pabrik minyak goreng langsung.

"Survei Poldis menunjukkan bahwa MPP total komoditas minyak goreng di Jawa Barat yang melalui jalur pertama adalah 21,64 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan harga minyak goreng dari tingkat produsen/pabrik sampai ke konsumen akhir sebesar 21,64 persen," jelas dia. 

Untuk jalur kedua menghasilkan MPP total yang lebih kecil, yaitu sebesar 16,75 persen dengan rantai yang lebih panjang. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement