"Penjaga pantai bertanggung jawab atas misi tersebut, tapi kami mendukung mereka dengan unit-unit (kapal selam) yang kami terjunkan, yaitu HMS Belos, yang merupakan jenis kapal penyelamat," ujar Juru Bicara Angkatan Laut Swedia, Jimmie Adamsson, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/10/2022).
Bahkan, pihak Swedia dalam pernyataan resminya telah menetapkan lokasi ledakan sebagai TKP yang akan diselidiki lebih lanjut. Salah satunya dengan menerapkan zona pengecualian seluas lima mil laut di sekitar lokasi kebocoran.
Dugaan atas keterlibatan AS seolah membenarkan tudingan yang sebelumnya telah dilayangkan oleh Rusia, yang menyebut bahwa negara pimpinan Joe Biden itu wajib disalahkan atas kebocoran yang terjadi. Pasalnya, Laut Baltik merupakan wilayah yang selama ini sepenuhnya di bawah kendala badan intelijen AS. Sehingga, Rusia yakin bahwa pemerintah AS mustahil tidak mengetahui ketika serangan tersebut terjadi.
"Ini terlihat seperti aksi terorisme, yang mungkin dilakukan di tingkat negara bagian. Sangat sulit membayangkan bahwa tindakan semacam ini bisa terjadi tanpa adanya keterlibatan sebuah negara. Dan faktanya, mereka mendapatkan keuntungan, dalam perang kata-kata yang mereka ciptakan sendiri, tentang siapa yang harus bertanggung jawab," Juru Bicara Rusia, Dmitry Peskov, dalam laporan sebelumnya.
Sementara, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan dalam jumpa pers bahwa Washington akan dapat meningkatkan penjualan gas alam cair (LNG) jika jaringan pipa tidak digunakan.