Febrina Ratna
IDXChannel – Proyek infrastruktur di Indonesia kerap kali menemui tantangan karena geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan. Sehingga akses transportasi material dan alat berat pun menjadi terkendala.
Bahkan sering kali, target penyediaan bangunan pun tidak tercapai ketika membutuhkan kesiapan infrastruktur yang cepat, seperti tanggap darurat atau proyek strategis lainnya. Di sisi lain, metode konstruksi konvensional membuat hampir seluruh proses pekerjaan harus dilakukan di lokasi proyek.
Menyiasati hal itu, anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), yaitu PT Adhi Persada Gedung (APG) memperkenalkan MOBOX (Mobile Box), yaitu sistem konstruksi modular yang dikembangkan dengan menggunakan komponen-komponen baja yang dapat dikombinasikan dengan material lain.
Konstruksi modular adalah proses di mana sebuah bangunan yang dibuat dalam bentuk modul-modul di luar lokasi secara prefabrikasi, kemudian modul tersebut akan dikirimkan dan dibangun di lokasi proyek. Dengan produksi pabrikasi, maka modul-modul tersebut pun memiliki kualitas yang seragam sesuai standard yang berlaku.
(Dok. Adhi Persada Gedung)
Yan Arianto, Direktur Utama APG, menyatakan bahwa sistem modular dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab kebutuhan hunian/bangunan aman, murah, cepat di seluruh daerah di Indonesia.
Yang membedakan MOBOX dari sistem modular lain adalah MOBOX memiliki modul-modul yang dapat dipindahkan dan dibangun tanpa perlu menggunakan alat berat, sehingga pengiriman menuju lokasi yang memiliki akses terbatas pun dapat dilaluinya. Bahkan, MOBOX telah digunakan dan mendapatkan penghargaan MURI atas rekor PEMBANGUNAN KANTOR SISTEM MODULAR BOX TANPA MENGGUNAKAN ALAT BERAT pada Kantor Sementara Proyek Pembangunan Smelter Gresik.
Komponen-komponen MOBOX dapat mengakses wilayah pelosok yang belum memiliki infrastruktur, sehingga cocok untuk melayani kondisi geografis Indonesia yang memiliki pulau-pulau dan berkontur. Bahkan, MOBOX pun menjadi mengambil bagian bangunan pertama yang didirikan di area Ibu Kota Nusantara (IKN) yang awalnya masih green field. Kondisi tapak yang mengharuskan babat alas tidak menjadi hambatan untuk Pembangunan.
