“Pencapaian ini sekaligus menjadi kekuatan bagi kami untuk terus menjadi key player dalam global supply chain khususnya di industri perkeretaapian,” ujar Sulis, dikutip Jumat (15/7/2022).
Dia berharap ekspor perdana Transom Assy ini menghasilkan pasar ekspor yang berkelanjutan sehingga dapat mendongkrak kinerja perseroan.
Dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan, perseroan juga telah memperbarui sertifikat Association of American Railroads (AAR) yang menjadi salah satu prasyarat utama ekspor produk komponen kereta api ke pasar Amerika.
Berdasarkan catatan kinerja Semester I/2022, Barata Indonesia telah melakukan ekspor sebanyak 44 kali ke berbagai negara dengan total nilai ekspor sebesar USD 2,1 juta. Diantaranya Kanada, Jerman, Cina, Meksiko dan Korea Selatan.
Kepercayaan ini akan menjadi komitmen Barata Indonesia untuk terus tumbuh, meningkatkan positioning market di industri manufaktur baik nasional hingga global dengan menghasilkan produk yang berdaya saing, harga yang kompetitif dan delivery yang tepat waktu dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.
Sulis mencatat pihaknya optimis kinerja perusahaan dapat segera bangkit seiring dengan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pasca pandemi. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat sehingga berdampak pada peluang pendapatan perusahaan.
(FRI)