Dengan kondisi tersebut, lanjut Azmal, pada akhirnya membuat perusahaan kelapa sawit (PKS) menjadi dilematis karena bila proses produksi dilakukan secara normal maka tangki cepat penuh, sehingga risikonya produksi justru bisa dihentikan.
“Kalau sudah begitu, karyawan jadi tidak bekerja, tapi gaji tetap harus kami bayar, karena bukan dia yang tidak bekerja, tapi kerjaannya yang kami stop,” keluh Azmal.
Senada dengan Azmal, Sekretaris GAPKI Cabang Kalsel, Hero Setiawan, juga menyebut bahwa kapasitas muat tangki CPO milik perusahaan-perusahaan di wilayah tersebut sudah hampir penuh. Secara rata-rata, kapasitas yang tersisa di tangki penyimpanan hanya tersedia sekitar untuk dalam dua minggu ke depan.
"Karena di Kabupaten Tanah Bumbu ada pabrik biodiesel yang masih bisa menerima CPO dari kami, tapi terbatas juga. Secara rata-rata (kapasitas yang tersedia) mungkin tinggal untuk dua minggu ke depan," tegas Azmal. (TSA)