IDXChannel - Pemerintah menargetkan pada 2030 Indonesia tidak lagi impor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG. Namun target tersebut tidaklah mudah didapat.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai target tersebut akan berdampak positif dalam perekonomian. Namun, pemerintah harus memastikan kebutuhan energi di dalam negeri tercukupi melalui diversifikasi maupun penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Kalau ditanya mungkin atau tidaknya, saya kira tergantung dari rencana, instrumen dan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam kurun 9 tahun ke depan. Saya kira perlu terobosan-terobosan baru yang dilakukan," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (27/4/2021).
Menurut dia, tantangan yang dihadapi sejauh ini terkait penyelesaian proyek pembangunan kilang. Dalam Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), target kapasitas kilang di tahun 2025 sudah di atas 2 juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga tidak perlu impor lagi.
"Kapasitas kilang kita hanya 1 juta barel per hari. Produksinya cuma 800.000 barel per hari. Sehingga kalau di 2030 konsumsinya estimasi sudah mendekati 2 juta, maka paling tidak memerlukan kapasitas dua kali lipatnya," jelasnya.