Sementara itu, tarif sebesar 145 persen yang diumumkan tahun ini terhadap China, ditambah dengan bea balasan dari pihak China terhadap AS, membuat perdagangan antara kedua negara diperkirakan menurun drastis.
Namun, dampak tersebut dinilai masih dapat ditangani oleh China karena pangsa ekspor mereka ke AS semakin kecil dari total Produk Domestik Bruto (PDB) mereka, menurut AMRO.
Terkait kemungkinan kedua ekonomi benar-benar terpisah (decoupling) secara penuh, dinilai kecil kemungkinannya oleh Khor.
"Decoupling berarti seluruh ekspor dan impor turun jadi nol. Itu skenario ekstrem yang tidak akan terjadi," ujarnya.
Jika diterapkan, tarif AS terhadap Asia, di luar China, akan naik hingga rata-rata 26 persen, menurut AMRO.
Saat ini, sekitar 15 persen dari total ekspor kawasan Asia menuju ke AS setara dengan sekitar 4 persen dari PDB kawasan.
(NIA DEVIYANA)