IDXChannel - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan unjuk rasa hari ini untuk menentang kebijakan larangan ekspor crude palm oil (CPO) yang diberlakukan pemerintah sejak 2 minggu terakhir.
Ketua DPD APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Bagus Budiantoro mengatakan kondisi petani sawit saat ini sangat menderita dari adanya kebijakan larangan ekspor CPO.
Bagus mengatakan adanya larangan ekspor CPO membuat TBS (Tandan Buah Segar) tidak banyak terserap oleh perushaan, karena produksi CPO saat ini berkurang gratis akibat larangan ekspor.
Hal tersebut membuat banyak TBS petani memiliki harga jual yang cukup rendah, yang tidak masuk dengan hitungan biaya produksi sawit itu sendiri. Kalaupun ada angkanya sangat kecil yang membuat para petani kesusahan.
"Harga yang kemarin ditetapkan sebesar Rp4-5 ribu sekarang jatuh menjadikan Rp1000, sehingga kami tidak bisa membeli kebutuhan perawatan sawit," ujarnya saat aksi unjuk rasa APKASINDO, Selasa (17/5/2022).
Bahkan Bagus mengatakan keuntungan yang didapat dari harga TBS saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya karena harga sawit yang jauh berbeda lebih murah daripada sebelumnya.
"Sekaligus membiayi keluarga dan anak-anak kami yang kuliah, dan akan terancam putus kuliah," sambung Bagus.
Hal tersebut menjadi alasan APKASINDO menggelar aksi pada hari ini untuk meminta pemerintah mencabut aturan larangan ekspor sawit buntut dari langka dan mahalnya harga minyak goreng di dalam negeri.
Aksi tersebut digelar sejak pagi hari yang bertempat di dua titik, pertama di Kantor Kemenko Ekon dan berlanjut di patung kuda Monas. Ujungnya masa aksi telah diterima oleh perwakilan kantor staff presiden untuk berdialog dengan pemerintah. (RAMA)