IDXChannel - Miliarder asal India, Gautam Adani, terpaksa kehilangan USD2,4 miliar atau setara Rp38 triliun setelah diguncang laporan Hindenburg Research yang menyebut adanya skandal dana di perusahaan miliknya, Adani Group.
Mengutip dokumen whistleblower, Hindenburg mengatakan pada Sabtu lalu bahwa Madhabi Puri Buch, ketua Dewan Sekuritas dan Bursa India (SEBI) memiliki konflik kepentingan dalam masalah yang menjerat Adani pada 2022 karena investasi sebelumnya.
Buch mengatakan tuduhan laporan itu tidak berdasar, dan dalam pernyataan terpisah regulator mengatakan tuduhan yang dibuat oleh Hindenburg Research terhadap Adani Group telah diselidiki sebagaimana mestinya.
Akibat hal tersebut, saham di perusahaan andalan grup Adani Enterprises ditutup lebih rendah 1,1 persen pada Senin (12/8/2024) kemarin. Sementara Adani Ports, Adani Total Gas, Adani Power, Adani Wilmar dan Adani Energy Solutions turun antara 0,6 persen hingga 4,2 persen.
“Tuduhan itu datang untuk kedua kalinya. Banyak investigasi telah terjadi selama satu setengah tahun terakhir. Ini adalah reaksi sementara dan spontan. Segalanya akan kembali normal,” kata kepala penelitian ekuitas fundamental di SBICAPS Securities, Sunny Agrawal, dikutip New York Post, Selasa (13/8/2024).
Investasi dari International Holding yang berkantor pusat di Abu Dhabi dan firma investasi butik AS GQG Partners telah membantu memulihkan kepercayaan investor sejak laporan pertama Hindenburg pada Januari 2023, dengan kerugian nilai saham Adani Group menyempit menjadi sekitar USD32,5 miliar dari USD150 miliar setelahnya.
Buch menyebut tuduhan Hindenburg sebagai upaya pembunuhan karakter menyusul tindakan penegakan hukum regulator dan pemberitahuan yang memperlihatkan alasan kepada penjual pendek karena melanggar aturan India.
Pemberitahuan memperlihatkan alasan menandakan niat untuk mengambil tindakan disipliner jika penjelasan yang memuaskan tidak diberikan.