“Ini adalah proyek senilai Rp211,9 triliun sejak diteken kerja sama antara Pertamina dan Rosneft PJSC (Rusia) terbentuk di tahun 2017, dan ditargetkan pada 2026 sudah bisa beroperasi. Kepentingan ini jelas membuat Jokowi gamang,” tuturnya.
Meski demikian, Algooth Putranto berharap hasil survei SMRC dapat menjadi dasar pertimbangan pemerintah mengambil sikap.
“Pemerintah kita ini kan terkenal mendengarkan rakyat. Lihat saja itu beberapa aturan lahir atau batal karena suara publik. Meski dalam hal Ukraina, saya pesimis," tutupnya.
(NDA)