IDXChannel - Survei KemenKopUKM dan UNDP pada 2021 menyebut 84 persen anak muda tertarik melakukan bisnis hijau. Selain itu, 58 persen memulai bisnis untuk perbaikan lingkungan, dan 56 persen menghasilkan green clothing, low carbon product, dan waste reduction system.
Melihat fenomena itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan pembangunan UMKM ke depan tidak sekadar berdampak bagi peningkatan kesejahteraan, namun juga berdampak pada kehidupan sosial dan lingkungan.
"Saya mengapresiasi investor yang fokus membantu pelaku UMKM, memberikan kontribusi bagi kehidupan sosial, pengentasan kemiskinan dan isu lingkungan sehingga mendukung upaya pemerintah juga dalam menurunkan angka kemiskinan dan mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) serta net zero carbon emission," kata Teten dalam sambutannya di forum Indonesia Impact Alliance (IIA) di Jakarta, dilansir dari keterangan pers, Rabu (10/5/2023).
Teten mengaku optimistis forum Indonesia Investment Alliance (IIA) dapat berperan sebagai katalisator dalam mendorong modal dari dalam dan luar negeri yang diinvestasikan dalam UMKM yang menghasilkan dampak sosial dan lingkungan.
"Saya berharap Indonesia Impact Alliance dapat menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara penyedia modal, pemerintah, koperasi, dan UMKM untuk mempercepat pertumbuhan investasi berkelanjutan yang pada akhirnya mendorong perkembangan jumlah UMKM ramah lingkungan di dalam negeri," ujar Menteri Teten.
Dia juga menambahkan, untuk merespons pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 dan tantangan global berupa perlambatan ekonomi dunia, pengembangan koperasi dan UKM di Indonesia harus berkonsep adaptif, kontributif, dan berkelanjutan.
"Dalam tahun pemulihan ekonomi ini, diperlukan rencana dan arah kebijakan pengembangan koperasi dan UMKM (KUMKM) yang lebih adaptif, kontributif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
(FRI)