Namun setelah dilakukan pelarangan ekspor bijih nikel, kemudian bahan baku yang ada diolah, ekspor komoditas nikel meningkat menjadi USD20,8 miliar atau Rp300 triliun.
"Strategi ini masih akan kita lakukan, karena sudah bisa kita lihat hasilnya dan mungkin ke depan komoditi-komoditi yang akan kita larang untuk ekspor akan bertambah, seperti bauksit dan timah mungkin ke depan akan kita larang," ujarnya.
Kemudian strategi yang kedua menurutnya, adalah masalah investasi selama ini tidak lepas dari masalah perizinan. Sehingga pihaknya akan mendorong perizinan menjadi mudah, cepat, dan memberikan kenyamanan untuk investor.
"Ini yang akan kita lakukan ke depan. Jadi kita sudah punya OSS. OSS ini menjadi salah satu upaya dari pemerintah untuk melakukan kegiatan pemberian perizinan menjadi mudah, menjadi cepat, menjadi online semuanya," jelasnya.
Kemudian strategi yang ketiga adalah Kementerian Investasi/BKPM masih akan terus memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).