"Meskipun anak Indonesia saat ini rata-rata sudah dapat menyelesaikan 12,3 tahun sekolah di usia 18, hasil pembelajaran yang lemah menjadikan kaum muda tidak siap memasuki pasar tenaga kerja," papar dia.
Pandemi penyakit virus korona (COVID-19) berdampak negatif terhadap hasil pembelajaran. Hal ini akibat penutupan sekolah yang berkepanjangan, sehingga dalam jangka panjang berpengaruh bagi anak-anak yang masih kecil.
Pandemi juga menyebabkan buruknya tingkat imunisasi bagi balita, karena perawatan kesehatan non-COVID-19 menjadi lebih sulit diakses. Sejalan dengan dampak pandemi yang menekan permintaan dan memperlambat penciptaan lapangan kerja, pengangguran jangka panjang dapat menimbulkan terkikisnya keterampilan, terutama di kalangan kaum muda.
“Dengan mengatasi defisit sumber daya manusia, program ini akan membantu meningkatkan pemulihan Indonesia dari pandemi global,” kata Jose Antonio Tan III, Direktur ADB bidang Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan untuk Asia Tenggara.
Adanya kerangka yang memungkinkan pelaksanaan SDG di tingkat lokal akan membantu memastikan bahwa manfaat dari reformasi pembangunan sumber daya manusia akan dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia.