"Kalau tidak layak pasti akan langsung diserahkan ke Bengkel Pemeliharaan Tabung untuk diperbaiki. Di Sumut sendiri ada 14 BPT utk Tabung PSO (subsidi) dan 2 BPT Tabung NPSO (non-subsidi)," kata dia.
Sumardi (54), pemilik pangkalan Elpiji ukuran 3 kilogram di wilayah Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, mengakui banyaknya tabung jelek yang beredar. Bahkan ia menyebut lebih dari setengah tabung elpiji yang masuk ke pangkalannya dalam kondisi berkarat.
"Persentase bagian luar yang berkarat antara 30-40 persen. Ya kita terima dari agen begitu, bagaimana mau dibuat. Itulah yang dijual ke masyarakat," kata Sumardi.
Sumardi menyebut banyaknya tabung jelek sering kali dikarenakan perilaku dari masyarakat maupun pelaku distribusi LPG yang tak menjaga tabung dengan baik.
"Kalau kena hujan atau kena air pastilah berkarat. Pedagang-pedagang kaki lima itu kan tabungnya semua kena air. Ditambah lagi perilaku meredam tabung agar bisa disedot habis isinya," kata dia.
(NIA)