Lalu, pendapatan mencapai Rp2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp2.292 triliun. Erick menyebut peningkatan ekuitas tak lepas dari penguatan permodalan, dan bukan dari utang.
Selain itu, kinerja BUMN tahun lalu juga merupakan dampak langsung dari transformasi BUMN yang sudah mencapai 75 persen. Dia menilai hal ini akan menjadi tantangan BUMN untuk dapat meningkatkan kinerja pada tahun ini.
"Apakah bisa meningkat tinggi lagi pada 2023, kita tahu ini tahun politik nanti dipikir sudah tidak serius kerja, padahal memang konsolidasinya sudah mencapai 70 persen," ucap dia.
(DES)