sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Transisi Energi di Asia Lebih Cepat Dibandingkan Eropa dan Amerika

Economics editor Wahyu Dwi Anggoro
05/12/2023 18:28 WIB
Asia meningkatkan produksi listrik bersih dan memangkas pangsa bahan bakar fosilnya lebih cepat daripada Amerika Utara dan Eropa.
Transisi Energi di Asia Lebih Cepat Dibandingkan Eropa dan Amerika. (Foto: MNC Media)
Transisi Energi di Asia Lebih Cepat Dibandingkan Eropa dan Amerika. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Asia meningkatkan produksi listrik bersih dan memangkas pangsa bahan bakar fosilnya lebih cepat daripada Amerika Utara dan Eropa. Asia sukses melakukan transisi energi meskipun masih mengunakan batu bara.

Menurut data dari lembaga think tank energi Ember, pangsa energi bersih dalam sektor listrik meningkat delapan poin persentase menjadi 32% di Asia pada 2015-2022.

Sebagai perbandingan, pangsa energi bersih dalam sektor listrik hanya naik empat poin persentase di Eropa dan enam poin persentase di Amerika Utara.

Selain itu, Asia juga berhasil memangkas pangsa bahan bakar fosil dalam sektor listrik sebesar delapan poin persentase menjadi 68% pada 2015-2022, penurunan penggunaan gas alam dan batu bara yang lebih besar dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Utara.

"Data ini menunjukkan bahwa Barat tidak bergerak cukup cepat dalam meningkatkan energi terbarukan dan penyimpanannya," ujar Hogeveen Rutter dari International Solar Alliance (ISA), dilansir dari Reuters pada Selasa (5/12/2023).

Rutter mengatakan bahwa penundaan persetujuan untuk proyek energi terbarukan, penyimpanan, dan interkoneksi jaringan listrik di Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah menghambat pertumbuhan penggunaan energi bersih di Barat.

Mayoritas ahli sepakat bahwa peningkatan energi bersih, seperti angin dan matahari, dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. Di sisi lain, bahan bakar fosil adalah salah satu sumber utama gas rumah kaca pemicu perubahan iklim. 

Pekan lalu di konferensi iklim COP28 Dubai, 118 negara berjanji untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan global hingga tiga kali lipat pada 2030. India dan China tidak mendukung target tersebut karena dibarengi dengan komitmen untuk membatasi penggunaan bahan bakar fosil.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement