Dengan teknologi ini, setiap produk atau jasa yang ditawarkan dapat dicatat dalam sebuah blok dengan informasi terperinci tentang asal-usul, kualitas, dan sejarahnya.
"Hal ini dapat membantu para pelanggan untuk memilih produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka," lanjutnya.
Meski demikian, tim Business Developer dari BD Litadex Protocol tidak menampik bahwa pengimplementasian blockchain dalam industri pariwisata juga menghadapi kendala dan tantangan seperti masalah regulasi, infrastruktur teknologi yang kurang, dan masalah keamanan.
Mereka pun mengatakan bahwa perlu analisis yang mendalam untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien dalam operasional industri pariwisata.
Potensi blockchain sendiri digadang-gadang memiliki potensi yang besar dalam industri pariwisata. Menurut sebuah laporan oleh Allied Market Research, blockchain global dalam ukuran pasar perjalanan dan pariwisata bernilai USD152,9 juta pada 2019, dan diproyeksikan mencapai USD1,37 miliar pada 2027, tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 31,5% dari tahun 2020 hingga 2027.
(DES)