sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tren Impor Beras di Tengah Penguatan Dolar, Negara Bisa Boncos

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
11/10/2023 12:21 WIB
Beras impor asal Vietnam dan Thailand akan segera masuk ke Indonesia. Izin impor pun telah dikantongi oleh pemerintah.
Tren Impor Beras di Tengah Penguatan Dolar, Negara Bisa Boncos. (Foto: MNC Media)
Tren Impor Beras di Tengah Penguatan Dolar, Negara Bisa Boncos. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Beras impor asal Vietnam dan Thailand akan segera masuk ke Indonesia. Izin impor pun telah dikantongi oleh pemerintah.

Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor tersebut dalam rangka menjaga stok pangan dalam negeri agar tidak menipis akibat adanya El Nino. Sebab, fenomena itu membuat kemarau panjang, dan akhirnya mempengaruhi produktivitas pertanian di dalam negeri.

"Kemudian Pak Presiden menambah 1,5 juta ton importasi, izin semua sudah siap, tinggal melakukan percepatan bidding di Bulog," ujar Arief saat ditemui di kantornya, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, kebijakan impor ini diambil dalam rangka menjaga stabilisasi harga beras di pasar agar tidak melonjak naik. Hal itu diakibatkan oleh produksi beras di dari dalam negeri mengalami perlambatan akibat musim kemarau yang saat ini tengah terjadi.

Namun demikian, Arief juga menegaskan, kebijakan importasi ini semata-mata hanya untuk mengontrol harga di pasar. Sebab, beras punya andil yang tidak sedikit dalam peningkatan inflasi nasional.

Dengan membanjiri beras di pasar, maka harapannya bisa menekan dari sisi harga.

Tren Impor Beras di Tengah Penguatan Dolar

Rupiah masih menunjukkan tren pemelamahan pada perdagangan Rabu (11/10/2023) di level Rp 15.706 per dolar Amerika Serikat (AS). Tren pelemahan rupiah berlanjut imbas sejumlah sentimen makro yang membuat dolar AS yang masih perkasa.

Indeks dolar AS juga masih dalam kisaran level terkuatnya yakni di level 105.512 meskipun melemah 0,04 persen.

Indeks dolar masih kuat karena didukung oleh statusnya sebagai safe-haven seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah. Meski demikian, kenaikannya terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Pasar keuangan kini tengah ketar-ketir karena eskalasi konflik antara Israel dan Hamas yang semakin memanas.

Di Tanah Air, Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar RI sebesar Rp2,5 triliun sepanjang 2 hingga 5 Oktober 2023.

Modal asing keluar ini berasal dari jual neto Rp2,92 triliun di pasar surat berharga negara (SBN), jual neto Rp0,02 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,40 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Kaitannya dengan impor beras, penguatan dolar di tengah tren pelemahan rupiah ini bisa membebani anggaran impor beras pemerintah. RI memang sudah langganan membeli beras dari negara tetangga Vietnam dan Thailand. Vietnam dan Thailand sebagai dua negara asal impor beras terbesar untuk kebutuhan Indonesia.

"Saat ini 2 paling besar (eksportir) Vietnam dan Thailand. Tapi saya ingin ke depan panennya Sukamandi, Pinrang, Sidrap, Lampung, kita penginnya lokal. Jangan kita bangga impor-impor terus. Ini hanya emergency mentop up (menambah) stoknya Bulog," kata Arief Prasetyo Adi.

Pemerintah RI menghabiskan USD42,46 juta untuk impor beras pada tahun lalu. Angka tersebut hanya dari Vietnam saja.

Pada tahun lalu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah mengimpor beras dengan total 429.207 ton dengan nilai impor keseluruhan sebesar USD202 juta. Dari nilai ini, India, Vietnam dan Thailand merupakan negara dengan penyumbang impor terbesar masing-masing USD77,74 juta, USD44,09 juta dan USD42,46 juta. (Lihat grafik di bawah ini.)

Saat itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan terakhir di 2022, yakni Jumat (30/12/2022), berada di level Rp 15.592 per dollar AS, turun 9,31 persen dibandingkan pada perdagangan terakhir tahun 2021 yakni pada level Rp 14.263 per dolar AS.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement