“Di awal berbisnis tak ada kepikiran untuk menjadi UMKM, tapi setelah ditantang pihak BRI, saya beranikan diri hingga akhirnya produk ini bisa diekspor,” imbuhnya.
Singkat cerita, Tio merasa bersyukur dengan kesempatan itu, sebab di Rumah BUMN, dia mendapatkan pelatihan dan pengetahuan bisnis yang tak disangka sebelumnya.
Tio berkata, di awal merintis usaha dia sebatas mengetahui bahwa bisnis hanya persoalan membuat (produksi), menjual, dan mendapatkan untung (profit). Namun setelah mendapatkan pembinaan, dia menjadi paham hal-hal fundamental agar bisnis bertahan dan berkembang untuk jangka panjang.
“Di situ kita diajarin bagaimana branding, marketing, keuangan, bahkan pinjaman juga," ujarnya.
"Saya jadi terbuka, tadinya saya berpikir untuk bisnis pada umumnya, tetapi kita enggak mengerti ternyata ada business matching, ada incubator, kita ditemukan dengan sesama pelaku usaha, bagaimana treatment karyawan, bagaimana menggunakan media digital untuk sarana promosi,” lanjutnya.